APAKAH ORANG MATI KEHENDAK ALLAH...?

Firman Allah (Pedoman Alkitab): Mz. 51:5,: ”Sesungguhnya, aku jahat sejak dilahirkan, dan kena dosa sejak dari kandungan.” (Lihat juga Ayub 14:4; Kejadian 8:21.)
Rm. 3:23; 6:23: ”Semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan Allah . . . Upah yang dibayarkan oleh dosa adalah kematian.”
Allah tidak ”mengambil”

anak-anak dari orang tua mereka, seperti yang telah dikatakan oleh orang-orang. Meskipun bumi menghasilkan banyak makanan, unsur politik dan perdagangan yang mementingkan diri sering kali mengakibatkan makanan tidak dibagikan kepada orang-orang yang sangat membutuhkannya, sehingga mengakibatkan kematian karena kekurangan gizi. Ada anak-anak yang mati dalam kecelakaan, seperti orang-orang dewasa. Tetapi kita semua mewarisi dosa; kita semua tidak sempurna. Kita dilahirkan dalam suatu sistem tempat setiap orang—yang baik maupun yang jahat—akhirnya mati. (Pkh. 9:5) Tetapi Allah ”rindu” untuk mempersatukan kembali anak-anak dengan orang tua mereka melalui kebangkitan, dan dengan penuh kasih telah membuat persediaan untuk melaksanakannya.—Yoh. 5:28, 29; Ayb. 14:14, 15; bandingkan Yeremia 31:15, 16; Markus 5:40-42.

Apakah manusia diciptakan oleh Allah untuk mati..?
Sebaliknya, Allah memperingatkan Adam terhadap ketidaktaatan, yang akan mengakibatkan kematian. (Kej. 2:17) Belakangan, Allah memperingatkan Israel terhadap tingkah laku yang dapat mengakibatkan bahkan kematian dini bagi mereka. (Yeh. 18:31) Pada waktunya Ia mengutus Putra-Nya untuk mati demi kepentingan umat manusia sehingga mereka yang beriman akan persediaan ini dapat menikmati hidup yang kekal.—Yoh. 3:16, 36.
Mazmur 90:10 mengatakan bahwa umumnya kehidupan manusia mencapai 70 atau 80 tahun. Halnya memang demikian ketika Musa menulisnya, tetapi tidak demikian pada mulanya. (Bandingkan Kejadian 5:3-32.) Ibrani 9:27 mengatakan, ”Manusia disediakan untuk mati sekali untuk selamanya.” Hal ini juga benar ketika ayat ini ditulis. Namun, tidak demikian halnya sebelum Allah menjatuhkan hukuman kepada Adam yang berdosa.
Mengapa kita menjadi tua dan mati..?
Allah menciptakan pasangan manusia pertama dengan sempurna, dengan harapan untuk hidup kekal. Mereka dikaruniai kebebasan berkehendak. Apakah mereka akan menaati Pencipta mereka karena kasih dan penghargaan untuk segala sesuatu yang telah Ia lakukan bagi mereka..? Mereka mempunyai kesanggupan penuh untuk berbuat demikian. Allah mengatakan kepada Adam, ”Tetapi mengenai pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, engkau tidak boleh memakan buahnya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.” Dengan menggunakan seekor ular sebagai alat untuk berbicara, Setan membujuk Hawa untuk melanggar perintah Allah tidak menegur istrinya tetapi ikut bersamanya, dan makan buah yang terlarang itu. Tepat seperti yang dikatakan-Nya, Allah menjatuhkan hukuman mati ke atas Adam, tetapi sebelum menghukum pasangan yang berdosa itu, karena belas kasihan Allah, mereka diizinkan untuk mempunyai keturunan.—Kej. 2:17; 3:1-19; 5:3-5; bandingkan Ulangan 32:4 dan Penyingkapan 12:9.
Rm. 5:12, 17, 19: ”Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang [Adam] dan kematian, melalui dosa, demikianlah kematian menyebar kepada semua orang karena mereka semua telah berbuat dosa—. . . . Karena pelanggaran satu orang kematian berkuasa sebagai raja . . . Melalui ketidaktaatan satu pria, banyak orang menjadi orang berdosa.”
1 Kor. 15:22: ”Semua manusia mati sehubungan dengan Adam.”
 

0 komentar on APAKAH ORANG MATI KEHENDAK ALLAH...? :

Posting Komentar