Trus bagaiman dengan sosok alm. Pdt
Duma, yang dikenal dengan panggilan paqdu? almarhum adalah orang toraja
pertama yang lulus dari STT Jakarta, Ia sosok yang rendah hati, sangat
sederhana dalam pelayanan dan tidak takut dengan hambatan atau rintangan
apabilah sudah urusan Pelayanan, Ia menjadi ayah bukan saja dirasakan
oleh anak-anaknya tapi juga bagi orang lain, Ia pendeta yang sangat
ramah, sapaan dan uluran tangannya sering kita dapatkan setiap ketemu
pa’du, itulah yang saya rasakan dan lihat selama bersama pa’du dalam
pelayanan, kata Pdt. Paulus Patanduk (Ketua Majelis Pertimbangan Gereja
Toraja – MPGT).
Lain halnya dengan perasaan Pdt. AJ
Anggui saat menyampaikan belasungkawa sebelum ibadah pemberangkatan
Jenazah alm. Pdt J Duma diberangkatkan ke Tana Toraja, Ia adalah Pendeta
paling baik diantara pendeta, saya biasa sharing dengan almarhum dalam
bahasa Belanda walaupun kadang sudah ada yang kami lupa sampai
kadang-kadang sangat lucu, dan terpenting ialah bahwa saya ter-inspirasi
untuk mengikuti jejak beliau kuliah di STT Jakarta, yang saya sudah
wujudkan bahkan kami berangkat sama-sama dengan kapal laut waktu itu.
Lanjut Pdt Anggui (mantan Rektor STT Intim Makassar, pernah sebagai
ketua KUGT sekarang BPS, Anggota DPRD Propinsi Sulawesi Selatan)
mengatakan bahwa sebelum pa’du meninggal, saya merupakan pendeta ketiga
tertua dilingkup Gereja Toraja, yang pertama adalah Pdt J Lebang dan
yang kedua adalah Pdt. Duma. Tapi setelah pa’du meninggal, saya naik
peringkat ke urutan kedua, diikuti tawa dari jemaat yang hadir malam
itu.
Kita tidak mampuh untuk membayar gaji
Pdt. J Duma, kata Majelis Gereja Toraja Jemaat Tello Raya dalam suatu
rapat saat BPS mau mengutus almarhum sebagai Pendeta Jemaat Tello Raya.
Itu kalimat pembuka yang disampaikan Prof TR Andilolo ketika mendapatkan
kesempatan untuk menyampaikan belasungkawa, Mantan Bupati Tana Toraja
ini lanjut menjelaskan ke Majelis saat itu bahwa berkat Tuhan akan
selalu ada buat Jemaat sehingga tidak akan menjadi masalah untuk
menerima Pdt J Duma sebagai Pendeta. Dan saat saya mau dilantik sebagai
Bupati, pa’du juga ngotot untuk mendampingi saya pada saat sumpah
jabatan, yang kemudian dikabulkan. Saya sangat sering berkomunikasi
masalah-masalah yang ada dalam gereja maupun dalam masyarakat, sehingga
saya menganggap beliau layak untuk menjadi Anggota DPRD Kab Tana Toraja
karena sosoknya dibuthkan didalam dewan. Prof TR Andilolo mengatakan
bahwa saya tidak mau memanggil Ny. Pdt Duma(Maqdu) sebagai Janda, karena
beliau masih istri almarhum demikian juga anak-anak bukanlah yatim
karena mereka masih anak dari Pdt J Duma, STH, demikian Prof TR Andilolo
mengakhiri ucapan belasungkawa mewakili GT Jemaat Rama Makassar.
sumber : toraya cyber news
0 komentar on Apa Kata Mereka tentang Alm. Pdt Junus Duma :
Posting Komentar